Lady Gaga Dianugerahi Stylemaker Award
Minggu, 1 November 2009 - 18:04 wib

Lady Gaga (Foto:Ist)
LADY Gaga terkenal hobi berbusana nyentrik. Penyanyi muda ini tak pernah menggunakan pakaian 'biasa saja'. Berkat keberaniannya berpakaian, Gaga dianugerahi penghargaan Stylemaker Award.
Pelantun Poker Face ini akan menerima penghargaan tersebut di acara Annual Accessories Council Excellence Awards ke-13, Senin, 3 November. Award akan diserahkan langsung oleh desainer ternama Marc Jacobs.
Seperti dilansir Aceshowbiz, Minggu (1/11/2009), acara tersebut akan dihelat di Cipriani 42nd Street, New York.
Gaga dikenal tak hanya berpakaian aneh ketika manggung. Dalam kesehariannya, penyanyi yang ayahnya sedang sakit jantung itu sering berpakaian nyentrik. Bahkan, dia pernah ditangkap polisi karena rok mininya dinilai terlalu seronok. (uky)

Oleh : SYANNE SUSITA
Sebelum menyaksikan penampilan Lady Gaga, mungkin banyak orang mempertanyakan apa kehebatan penyanyi bernama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta ini? Berbakat, eksentrik, sekaligus edan. Tiga hal itulah yang ditemukan begitu melihat aksinya di panggung.
Poster tubuhnya memang jauh dari ideal tapi itu tidak menutupi hasrat Lady Gaga menampilkan kostum-kostum panggung avant garde yang mencengangkan. Menggunakan korset ketat yang hampir mencelatkan dada, topeng perak dan wig pirang dengan highlight warna biru dan pink, sekitar delapan ribu penonton langsung diajak untuk siap dengan suguhan konser musik menakjubkan.
Membuka panggung dengan- ”Papparazi”, tameng perak raksasa bermunculan. Asap di mana-mana. Tata lampu sangat minim. Bagi wartawan foto yang ditempatkan di sayap kanan panggung berjarak dua puluh meter, mencari sosok Lady Gaga di panggung seperti itu ibarat mencari jarum di tumpuk-an jarum. Kostum yang digunakannya pun berwarna abu-abu lengkap dengan wig dan topeng ciri khasnya. Entah mengapa rasanya jadi seperti paparazzi sungguhan yang sedang memburu foto Lady Gaga kalau seperti ini. Persis seperti lagu yang sedang ia nyanyikan.
Lady Gaga, lulusan Convent of the Sacret Heart School, memang jagoan mengobrak-abrik emosi penonton. Setelah “Papparazi”, terdengar teriakan “Let’s have some fun. This beat is sick! I wanna take a ride in your disco stick!” Wah, lengkap de-ngan gayanya yang super bitchy bak pemeran wanita di film-film porno. Pemilihan penari peng-iring dan kostum mereka juga lain daripada yang lain. Keempat penari latar berkulit gelap memiliki gaya dan berkostum model anggota Village People, yang bukan kebetulan gay. Kontan pas saat itu seluruh penonton di CotaiArena langsung menggoyangkan badan sambil menyanyikan hit ”Love Game”.
Setelah “Beautiful Dirty Rich”, Gaga mengganti kostum-nya dengan yang lebih kontroversial. Kali ini bikini merah, boots hitam dan wig warna putih. Saat menyanyikan ”The Fame”, ternyata kemampuan menarinya sangat baik. Gerak-an-gerakan dasar balet tampaknya sangat dikuasai sehingga koreografi yang cepat dan enerjik terlihat tidak menyulitkan. Gerak tubuhnya terlihat lentur dan natural. Penguasaan vokal juga dikuasai benar sehingga tidak terdengar sama sekali desah tarikan napas di saat ia menyanyi sekaligus menari.
Tidak hanya dengan kostum, koreografi enerjik, aksi panggung bergaya teater, Lady Gaga juga menunjukkan bahwa ia adalah seorang accomplished musician. Memainkan synthesizer yang diselempangkan di tubuhnya, meluncurlah di kerongkongannya ”Just Dance”. Seolah tahu konser sebentar lagi akan berakhir, antusiasme penonton semakin tinggi dari teriakan histeris muncul di setiap sudut gedung.
Di penghujung konser, Lady Gaga terus mengejutkan penontonnya. Ia tampil dengan kostum jubah gelembung tranparannya. Dan seperti di kostum-kostum sebelumnya, lekukan pantatnya sengaja diumbar. Dengan santai dan pelan, ia menghampiri piano transparan yang ada di sisi kiri panggung yang juga penuh dengan gelembung. Setelah duduk dan mengangkat kakinya, memamerkan hak sepatu putihnya yang luar biasa tinggi dan lebarnya, barulah dia menyapa penonton.
“Nama saya Lady Gaga. Sekarang, saya akan bermain piano dengan gelembung-gelembung ini. Saya akan memainkan lagu kesukaan saya. Siapa yang berminat ikut menyanyikan dengan saya, angkat tangannya. Ayo, angkat tangan, China! Kepal tanganmu di atas kepalamu dan ikuti apa yang saya katakan,” teriaknya sambil mengangkat tangan juga. “To all the words we said, to all the tears we cried, here’s to all the beauty f*ck and to all brown, brown eyes!”
Di lagu ”Brown Eyes” versi akustik inilah musikalitas Lady Gaga dipamerkan. Ber-jammin’ di atas piano dengan posisi meng-hadap berlawan, ditemani gitarisnya, Tom Kafafian. Gayanya di sini mirip seperti perempuan yang sedang berorgasme dengan pasangannya. Disusul dengan “Pokerface” dalam versi akustik, lulusan Tisch School of the Arts di Universitas New York ini memang terus membuat penonton berdecak kagum.
Secara logika, berani sekali ada artis pendatang baru hanya berbekal satu album atau dua belas lagu menggelar konser dengan harga tiket 880 MOP Dollar (sekitar satu juta rupiah) di arena berkapasitas lima belas ribu penonton. Apalagi durasi album perdana Lady Gaga, The Fame, tidak lebih dari 45 menit. Dan, ternyata ada tiga lagu (“Summerboy”, “I Like It Rough”, dan “Again Again”) yang tidak dinyanyikan sementara “Poker Face” dua kali dinyanyikan dengan berbagai versi. Di sinilah mengapa penyanyi yang mengambil nama dari hit Queen, “Radio Gaga”, menonjol dibanding penyanyi wanita pendatang baru saat ini.
Dengan lihainya, Gaga menggabungkan unsur teater, suasana klub dan kostum panggung yang eksentrik. Tiga hal yang mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi untuk bisa membuat panggung happening. Di setiap lagu, semua sudah diperhitungkan dengan matang olehnya. Kapan ia harus menunjukkan kemampuan musikalnya, kapan ia harus menyapa penontonnya de-ngan rayuan, dan kapan ia melontarkan aksi panggung kontroversial yang bikin penonton menganga.
Setelah bosan “berorgasme” dengan pianonya, Lady Gaga tahu, pada saat itulah gairah CotaiArena harus digebrak lagi. Dan, apalagi jika bukan versi dance Poker Face dimainkan. (Konser) Berbakat, eksentrik, sekaligus edan terulang lagi.

Gaga
Dengan mengusung genre musik elektronika, album ini mendapat respon positif dari kritikus musik dunia. Bahkan single Just Dance mendapatkan nominasi untuk Best Dance Recording di ajang Grammy Awards.
Single kedua yang dirilis dari album THE FAME, Poker Face pada 29 September 2008 dan berhasil menjadi nomor satu di enam negara.
Gaga berhasil masuk pada BBC Sound of 2009 sebagai Best Rising Stars Pada 5 Desember 2008,
Di 12 Januari 2009, ia mengumumkan akan mengadakan tur yang pertama kali, The Fame Ball Tour, yang disponsori oleh Dylan George Jeans. Dalam tur kali ini, Gaga akan mengelilingi Amerika dan Kanada.
Ketika membuat musiknya, Gaga juga akan memikirkan fashion yang akan dikenakan pula. Menurutnya, fashion termasuk penampilan panggungnya yang juga penting.
Sebagai penulis lagu, Lady Gaga juga pernah membuatkan lagu untuk Britney Spears, New Kids On The Block, Pussycat Dolls dan juga Fergie.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar